Potensi Bioinsektisida

on Jumat, 18 Oktober 2013

I.             Pendahuluan

Bioinsektisida adalah suatu bahan-bahan alami yang berasal dari alam dan bersifat racun/tocix. Bahan-bahan ini juga dapat membantu menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan atau aktifitas lain dari organisme yang dapat mempengaruhi kesehatan tanaman.

Penggunaan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan dapat digunakan sebagai salah satu alternatife penggunaan insektisida sintetik yang sering disebut pestisida nabati atau disebut juga bioinsektisida. Alternatif penggunaan bahan alam ini dianggap perlu karena kangundan residu dalam insektisida yang dianggap dapat berakibat fatal, bukan hanya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia tetapi juga dapat merugikan perdagangan karena produk pertanian yang diekspor dapat ditolak, karena mengandung bahan-bahan yang mungkin berbahaya dalam penggunaannya, conto seperti tumbuhan yang berfungsi sebagai insektisida ialah Chrysanthemum cenerariaefolium (piretrin), Nicotiana tabacum (nikotin), dan Derris spp. (retenon)

Potensi Bioinsektisida dapat dijadikan sebagai solusi pemecahan masalah dalam penggunaan insektisida sintetik. Karena dalam aplikasi bioinsektisida pada umumnya tidak menimbulkan residu yang berbahaya sehingga aman bagi kesehatan. Dan selain itu konsumen dalam negeri maupun luar negeri banyak mensyaratkan bahwa produk yang mereka beli harus bebas dari pengaruh bahaya insektisida sintetik. kesadaran akan pentingnya komoditas organic inilah yang menjadikan keunggulan dari penggunaan bioinsektisida.


II.           Isi

Serangan hama adalah salah satu factor yang dapat menghambat/menurunkan produktivitas tanaman pertanian sehingga serangan hama tersebut dapat menimbulkan kematian bagi sejumlah tanaman dan kerugian. Secara ekonomis tanaman tersebut tidak dapat menghasilkan sesuatu yang diharapkan oleh petani yang menanam tanaman tersebut.

Untuk menghindari agar tidak terjadi kerusakan dan kematian suatu tanaman serta kerugian yang ditimbulkan oleh hama tersebut maka harus dilakukan suatu penanggulangan hama. Pada praktiknya penanggulangan untuk mengendalikan hama ini sering kali digunakan pestisida kimia karena penggunaan pestisida tersebut yang mudah didapat dan sangat cepat serta ampuh memberantas hama, tetapi disamping itu pestisida-pestisida kimia ini sering kali ditambahkan dalam dosis yang berlebihan. Padahal akumulasi dari senyawa-senyawa kimia berbahaya yang terkandung dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dan bahkan terhadap kesehatan manusia, serta juga dapat merusak ekosistem. Apabila dalam penggunaan pestisida tidak mengikuti aturan yang diberikan

Berdasarkan dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida kimia tersebut maka kita dapat mengetasinya dengan menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai pestisida alternatif. Pestisida alternatif yang didapatkan dari bahan-bahan alami ini sering kali disebut bioinsektisida.

    Bioinsektisida adalah bahan aktif dari mikroorganisme yang dapat menginfeksi hama sehingga hama tidak lagi menyebabkan kerusakan pada tanaman. Jenis-jenis  mikroorganisme yang digunakan sebagai bioinsektisida mempunyai sifat yang spesifik yaitu:

1.  Hanya menyerang serangga yang menjadi sasaran.
2. Tidak menyerang serangga lainnya (serangga yang bermanfaat seperti : predator,  
    parasitoid, serangga penyerbuk, dan serangga berguna lebah madu).
3. Biopestisida atau bioinsektisida diperkenalkan sebagai alternatif cara baru 
    menangani hama.
4. lebih ekologis, murah, serta dapat diterima oleh para petani,
5. tidak memiliki banyak dampak negatif seperti yang ditimbulkan oleh pestisida kimia.

maka prioritas utamanya ialah upaya untuk pengendalian hama yang aman bagi produsen/petani dan konsumen serta menguntungkan petani. Dalam pembuatan pestisida pengganti, ilmu bioteknologi banyak berperan untuk membuat pestisida dari tanaman, pestisida dari mikroba, biokontrol, penggunaan feromon dan atraktan dalam pengontrolan hama, tanaman terproteksi.

Budidaya pertanian organik menjadi salah satu alternatif bagi pengendalian hama yang merugikan, adapun jenis-jenis mikrioorganisme yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama, antara lain :

- Jamur patogen Beauveria bassiana
- Bakteri Bacillus thuringiensis
- Cendawa beauveria sp.
- Metarrhizium sp
- Nematode patogen serangga, dan
- Virus Sl-NPV (Spodoptera litura- Nuclea Polyhidrosis Virus)

Mikroorganisme ini memiliki efektifitas yang sama dengan pestisida kimia. Namun, memiliki kelebihan seperti lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu yang berbahaya.


III.         Penutup

Kesimpulan

Potensi yang dimiliki pada bioinsektisida dalam penanggulangan hama lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan pestisida kimia atau insektisida sintetik. Karena tidak mengandung residu yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia,tidak mudah menimbulkan kekebalan hama, ekonomis dan ramah lingkungan. Meskipun dalam praktik yang dilakukan penanganan relative lambat. Untuk itu peranan bioinsektisida dalam penanggulangan hama ini akan lebih berpotensi jika dikembangkan lagi.


Referensi :

Diberdayakan oleh Blogger.